hidup ini ibarat roda, kadang di atas, kadang di bawah... beringatlah selalu, tiada yang kekal melainkan Allah...
Tuesday, December 28, 2010
Thursday, December 23, 2010
WASIAT TERAKHIR RASULULLAH
WASIAT TERAKHIR RASULULLAH (beberapa hari sebelum beliau meninggal dunia)
Pada suatu hari di Madinah, para sahabat mendengar suara Bilal memanggil mereka untuk berkumpul di mesjid. Kecemasan tampak pada wajah2 mereka. Mereka tahu sudah beberapa hari ini Nabi yang mulia jatuh sakit. Segera setelah mereka berada di mesjid, nabi keluar dari hujjrahnya, yaitu ruang kecil tempat tinggal Nabi disebelah masjid. Beliau dipapah Fadel & Ali, wajahnya pucat dan dahinya dibalut kain. Perlahan2 beliau menuju mimbar..
Beberapa orang sahabat sudah mulai terisak, sebagian besar menahan air mata.
Nabi lalu naik ke mimbar. Dia berkata, "Para hadirin, mendekatlah, berilah tempat kepada yang berada dibelakang kalian."
Orang2 merapat, mereka melihat kebelakang, tapi tidak ada orang lagi. Nabi masih menyuruh agar orang2 untuk merapatkan tubuhnya.
Sampai seorang sahabat bertanya, " Ya Rasulullah, untuk siapa kami memberi tempat?"
Lalu Nabi berkata, "Untuk para malaikat."
Rupanya para malaikatpun hadir disitu untuk mendengar wejangan2 dari Rasulullah yang terakhir.
Kata Nabi, "Alhamdulillah, kita memuji Dia, dan memohon pertolonganNya. Kita beriman dan berserah diri kepada-Nya. Kita bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagiNya. Kita bersaksi juga, bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan rasul-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejeleken diri kita dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak seorangpun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak seorangpun dapat memberinya petunjuk."
Wahai manusia.
Siapapun diantara kalian, yang menemui Allah dengan membawa kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah.. kesaksian yang ikhlas, yang tidak dicampuri dengan selain itu, pastilah ia akan masuk surga.
Pada waktu itu, Sayidina Ali bertanya, "Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, apa yang dimaksud dengan mengucapkan syahadat tanpa dicemari oleh yang lain itu? Jelaskanlah pada kami, supaya kami memahaminya. "
Lalu Nabi bersabda, "Yang mencemari akidah itu, adalah kerakusan pada dunia. Mengumpulkan dunia bukan secara halal dan bersenang2 dengan harta yang haram. Berbicara dengan perkataan orang2 baik, tetapi berperilaku seperti perilaku para tiran. Barangsiapa menghadap Allah dengan tidak membawa hal2 tersebut sedikitpun, dan mengucapkan Laailaaha illallah..baginya surga."
Kemudian Rasulullah melanjutkan, "Barangsiapa, mengambil dunia dan meninggalkan akhirat, baginya neraka. Siapa saja yang membantu permusuhan, para penindas, ataupun orang yang membantu untuk melakukan penindasan, maka malaikat pencabut nyawa akan datang membawa berita kepadanya, bahwa dia akan mendapat laknat Allah dan tempatnya kelak kekal di neraka. Siapa yang melangkahkan kaki kepada penguasa yang zalim, untuk memenuhi kebutuhannya, dia akan menyertai penguasa itu di neraka. Siapa yang menunjuki jalan kepada penguasa untuk melakukan penindasan , dia akan dihimpun bersama Haman (penasehat firaun), ia, Haman dan penguasa yang zalim itu akan mendapat siksa yang paling berat di neraka. "
Barangsiapa memuliakan pemilik dunia, dan mencintainya karena ia mengharapkan dunianya, Allah murka kepadanya. Ia akan ditempatkan di neraka paling bawah bersama Qarun.
Barangsiapa membangun rumah hanya untuk kemegahan dan kesombongan, maka pada hari kiamat ia akan dibawa ke tujuh bumi dan kemudian dibelenggu dengan api yang menyala di lehernya dan dilemparkan ke neraka.
Para sahabat bertanya, "Ya Rasul Allah, apa artinya membangun rumah untuk kemegahan dan kesombongan itu?"
Jawab Rasulullah, "Membangun rumah lebih dari keperluannya, atau membangun untuk menyombongkan dirinya, diatas orang lain."
Barangsiapa yang membayar upah buruhnya secara zalim, tidak membayarnya dengan upah yang layak, Allah akan menghapuskan seluruh amal sholehnya dan ia tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium dari jarak 500 tahun.
Barangsiapa menikahi seorang wanita dengan harta yang halal tetapi karena menginginkan kemegahan dan kesombongan, Allah tidak akan memberinya bekal kecuali kehinaan dan kerendahan sesuai dengan kadar kesenangannya, Allah akan menyuruhnya berdiri di tepian jahannam, dan kemudian jatuh ke dalamnya sejauh 70 kharif (ukuran panjang).
Siapa yang merampas mahar istrinya, atau tidak membayarnya disisi Allah, ia menjadi penzina.. Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat, aku menikahkan kamu kepada hambaKu dengan perjanjianKu, engkau tidak memenuhi perjanjian itu. Allah akan menagih hak istrinya. Dan bila ia tidak sanggup membayar dengan seluruh pahalanya, ia akan dilemparkan di api neraka.
Siapa yang menyakiti tetangga tanpa hak, Allah akan melarang mencium bau surga dan menempatkannya di neraka. Ketahuilah Allah akan meminta pertanggungjawaban atas hak tetanggamu. Barangsiapa yang melalaikan hak tetangganya, dia bukan golongan kami.
Siapa yang menghianati tetangganya dengan sejengkal tanah saja, ia akan dibelenggu api sampai ke tujuh kepala bumi sehingga ia dimasukkan ke neraka.
Barangsiapa menahan kebutuhan pokok dari tetangganya ketika memerlukannya, Allah akan menahan anugerahnya pada hari kiamat. Allah akan menyuruh ia meminta bantuan pada dirinya sendiri. Barangsiapa meminta bantuan hanya pada dirinya saja, ia binasa. Allah tidak akan menerima alasan bagi orang itu.
Siapa saja yang merendahkan orang miskin muslim karena kemiskinannya, dan memandang rendah kepadanya, ia sudah memandang rendah hak Allah, ia akan terus menerus berada dalam kemurkaan Allah sampai si miskin itu ridho kepadanya.
Barangsiapa yang mampu berbuat maksiat dengan seorang perempuan, tetapi kemudian meninggalkannya, karena takut kepada Allah, Allah mengharamkan neraka baginya dan memberinya kedamaian pada hari yang sangat mengerikan. Dan ia dimasukkan ke surga.
Tetapi bila ia melakukan maksiat dengan perempuan itu, Allah mengharamkan surga baginya, dan memasukkannya kedalam neraka.
Barangsiapa memperoleh harta secara haram, Allah tidak akan menerima sedekah, haji & umrahnya. Allah menuliskan dosa untuk setiap pahala dari perbuatannya itu, dan perbekalan yang tinggal baginya setelah itu mengantarkannya ke neraka.
Barangsiapa meninggalkan harta yang haram, padahal ia sanggup memperolehnya karena takut kepada Allah, dia akan selalu dalam kecintaan Allah dan kasihNya. Sehingga ia diperintahkan untuk memasuki ke surga.
Barangsiapa yang menipu orang islam dengan jual belinya, ia bukan umatKu. Pada hari kiamat, ia akan digabungkan bersama orang2 yahudi. Ketahuilah siapa yang menipu orang, ia bukan muslim.
Barangsiapa mempunyai istri, kemudian istrinya menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima sholat perempuan itu dan segala kebaikan yang dilakukannya. Sampai ia membantu dan menyenangkan suaminya kembali, walaupun ia berpuasa terus menerus, & sholat malam, membebaskan budak & menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Begitupula suami. Akan mendapat dosa dan siksa yang sama, jika ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya.
Barangsiapa tidur dan dalam hatinya ada niat untuk menghianati orang Islam, ia tidur dalam kemurkaan Allah. Ia memasuki waktu subuh juga dengan kemurkaan Allah. Kecuali bila ia bertobat. Jika ia mati dalam keadaan itu, maka ia mati bukan dalam keadaan Islam.
Ketahuilah, siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Barangsiapa menggunjingkan saudaranya yang muslim, batallah puasanya, dan rusaklah wudhunya, bila ia mati dalam keadaan itu, ia mati dengan menghalalkan apa yang diharamkan Allah.
Barangsiapa berjalan untuk mengadu domba orang, Allah akan memenuhi kuburannya dengan api, yang membakarnya sampai hari kiamat. Barangsiapa yang mengendalikan amarahnya, dan memaafkan saudaranya yang muslim, Allah akan memberikan padanya pahala syahid.
Ketahuilah..barangsiapa mendengar kekejian, kemudian menyebarkannya, maka ia seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa mendengar kebajikan, kemudian ia menyebarkannya, ia mendapat pahala seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa menjadi imam bagi suatu kaum dengan seijin mereka, serta merekapun ridho kepadanya, kemudian, ia menyederhanakan, meringankan, bacaan ruku', sujud, duduk dan berdirinya , maka ia memperoleh pahala seperti mereka.
Dan barangsiapa menjadi imam pada suatu kaum, tetapi tidak meringankan bacaannya, ruku'nya, sujudnya, duduknya dan berdirinya, maka Allah menolak sholatnya. Dan sholatnya tidak melebihi tenggorokannya.
Kedudukannya di hadapan Allah seperti kedudukan penguasa yang zalim yang tiran yang tidak mensejahterakan rakyatnya serta tidak mengindahkan perintah allah.
Sayyidina Ali berdiri dan bertanya, "Ya Rasul Allah, demi ayah & ibuku, apa kedudukan penguasa zalim dan tiran yang tidak menyejahterakan rakyatnya di hadapan Allah?"
Lalu Nabi bersabda, " Ia termasuk yang keempat diantara orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat. Yaitu iblis, firaun, pembunuh dan penguasa tiran."
Barangsiapa berusaha mendamaikan dua orang yang bermusuhan, para malaikat akan membacakan doa baginya,sampai ia menyelesaikan usahanya itu dan ia diberi pahala malam qadar.
Dan barangsiapa berusaha memutuskan hubungan persaudaraan diantara dua orang, ia mendapat dosa sebesar pahala yang diterima oleh orang yang mendamaikan tadi.
Ditetapkan laknat Allah baginya, ia masuk ke neraka jahannam dengan siksa yang berlipat ganda.
Barangsiapa berusaha membela dan memberi manfaat kepada saudaranya, maka baginya pahala orang mujahiid di jalan Allah.
Barangsiapa berjalan menyebarkan aib saudaranya sesama muslim, dan mengungkapkan hal yang mempermalukannya, maka langkah pertamanya adalah langkah ke neraka dan Allah akan mempermalukan ia di hadapan seluruh makhluk.
Barangsiapa membimbing orang buta sampai ke masjid atau kerumahnya untuk memenuhi keperluannya, Allah akan memberikan pahala utk setiap langkahnya. Yang besarnya sama dengan membebaskan budak. Malaikat tidak henti2nya berdoa baginya. Sampai ia berpisah dengan orang buta itu.
Dan barangsiapa mencukupi keperluan orang buta sampai ia memenuhinya, Allah membebaskannya dari 2 hal, neraka dan kemunafikan. Allah akan memenuhi 70.000 keperluannya di dunia. Ia tidak henti2nya berada dalam naungan rahmat Allah sampai ia kembali.
Barangsiapa berusaha memenuhi keperluan orang sakit, ia keluar dari dosa2nya, seperti ketika ia dilahirkan dari perut ibunya.
Seorang anshar bertanya, "Wahai rasulullah, bagaimana bila yang sakit itu keluarganya sendiri?"
Nabi menjawab, "Manusia yang paling besar pahalanya adalah yang berusaha memenuhi keperluan keluarganya.
Barangsiapa melalaikan keluarganya, memutuskan kasih sayangnya, Allah akan mengharamkan balasan yang baik baginya pada hari ketika ia membalas orang2 baik, Allah akan melalaikannya.
Barangsiapa yang Allah lalaikan pada hari akhirat, ia berada diantara orang2 yang celaka. sehingga ia berusaha mencari jalan keluar, tetapi tidak akan pernah bisa keluar.
Waktu itu rasulullah mengakhiri khutbahnya dengan berkata, "Wahai manusia, sudah tua usiaku, sudah rapuh tulangku, sudah lemah tubuhku, sudah siap diriku, sudah besar kerinduanku untuk menemui Tuhanku. Saya kira inilah hari terakhir antara aku dan kalian. Selama aku hidup, kalian menyaksikanku. Sesudah aku mati, Allah akan menjadi khalifahku bagi setiap mukmin laki2 dan perempuan."
Pertemuan nabi dengan sahabat2nya hari itu berakhir dengan tangisan. Beberapa hari setelah itu, Nabi berwasiat kepada Ali bin abi Thalib Untuk memandikan dan mengkafani bila ia telah berangkat menemui Sahabat Agung.
Nabi memanggil Bilal untuk sekali lagi mengumpulkan orang di mesjid. Sambil bersandar pada tongkatnya, dan masih dikompres dengan sorbannya, Nabi bersabda, "Wahai sahabat2ku, menurut kalian, nabi macam apakah aku ini?. Bukankah aku berjuang bersama kalian, bukankah pernah sobek bahuku, bukankah dahiku pernah berdebu, bukankah pernah darah mengalir di wajahku dan membasahi janggutku, bukankah telah kutanggung duka dan derita menghadapi kaumku yang bodoh, bukankah pernah kuikatkan batu di perutku untuk menahan rasa lapar.
Para sahabat serentak menjawab, "Benar wahai rasul Allah. Anda telah memikul semuanya dengan sabar dan tabah..anda telah menolak kemungkaran, sehingga anda menghadapi cobaan2 karena Allah. semoga Allah membalas kebaikan anda dengan pahala yang paling utama."
Tidak lama setelah peristiwa itu, hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H, manusia yang mulia itu menembuskan nafas terakhir.
Madinah berkabung, mereka menangisi kepergian Nabi.
Beberapa orang sahabat sudah mulai terisak, sebagian besar menahan air mata.
Nabi lalu naik ke mimbar. Dia berkata, "Para hadirin, mendekatlah, berilah tempat kepada yang berada dibelakang kalian."
Orang2 merapat, mereka melihat kebelakang, tapi tidak ada orang lagi. Nabi masih menyuruh agar orang2 untuk merapatkan tubuhnya.
Sampai seorang sahabat bertanya, " Ya Rasulullah, untuk siapa kami memberi tempat?"
Lalu Nabi berkata, "Untuk para malaikat."
Rupanya para malaikatpun hadir disitu untuk mendengar wejangan2 dari Rasulullah yang terakhir.
Kata Nabi, "Alhamdulillah, kita memuji Dia, dan memohon pertolonganNya. Kita beriman dan berserah diri kepada-Nya. Kita bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagiNya. Kita bersaksi juga, bahwa Muhammad SAW adalah hamba dan rasul-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejeleken diri kita dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tidak seorangpun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak seorangpun dapat memberinya petunjuk."
Wahai manusia.
Siapapun diantara kalian, yang menemui Allah dengan membawa kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah.. kesaksian yang ikhlas, yang tidak dicampuri dengan selain itu, pastilah ia akan masuk surga.
Pada waktu itu, Sayidina Ali bertanya, "Ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku, apa yang dimaksud dengan mengucapkan syahadat tanpa dicemari oleh yang lain itu? Jelaskanlah pada kami, supaya kami memahaminya. "
Lalu Nabi bersabda, "Yang mencemari akidah itu, adalah kerakusan pada dunia. Mengumpulkan dunia bukan secara halal dan bersenang2 dengan harta yang haram. Berbicara dengan perkataan orang2 baik, tetapi berperilaku seperti perilaku para tiran. Barangsiapa menghadap Allah dengan tidak membawa hal2 tersebut sedikitpun, dan mengucapkan Laailaaha illallah..baginya surga."
Kemudian Rasulullah melanjutkan, "Barangsiapa, mengambil dunia dan meninggalkan akhirat, baginya neraka. Siapa saja yang membantu permusuhan, para penindas, ataupun orang yang membantu untuk melakukan penindasan, maka malaikat pencabut nyawa akan datang membawa berita kepadanya, bahwa dia akan mendapat laknat Allah dan tempatnya kelak kekal di neraka. Siapa yang melangkahkan kaki kepada penguasa yang zalim, untuk memenuhi kebutuhannya, dia akan menyertai penguasa itu di neraka. Siapa yang menunjuki jalan kepada penguasa untuk melakukan penindasan , dia akan dihimpun bersama Haman (penasehat firaun), ia, Haman dan penguasa yang zalim itu akan mendapat siksa yang paling berat di neraka. "
Barangsiapa memuliakan pemilik dunia, dan mencintainya karena ia mengharapkan dunianya, Allah murka kepadanya. Ia akan ditempatkan di neraka paling bawah bersama Qarun.
Barangsiapa membangun rumah hanya untuk kemegahan dan kesombongan, maka pada hari kiamat ia akan dibawa ke tujuh bumi dan kemudian dibelenggu dengan api yang menyala di lehernya dan dilemparkan ke neraka.
Para sahabat bertanya, "Ya Rasul Allah, apa artinya membangun rumah untuk kemegahan dan kesombongan itu?"
Jawab Rasulullah, "Membangun rumah lebih dari keperluannya, atau membangun untuk menyombongkan dirinya, diatas orang lain."
Barangsiapa yang membayar upah buruhnya secara zalim, tidak membayarnya dengan upah yang layak, Allah akan menghapuskan seluruh amal sholehnya dan ia tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium dari jarak 500 tahun.
Barangsiapa menikahi seorang wanita dengan harta yang halal tetapi karena menginginkan kemegahan dan kesombongan, Allah tidak akan memberinya bekal kecuali kehinaan dan kerendahan sesuai dengan kadar kesenangannya, Allah akan menyuruhnya berdiri di tepian jahannam, dan kemudian jatuh ke dalamnya sejauh 70 kharif (ukuran panjang).
Siapa yang merampas mahar istrinya, atau tidak membayarnya disisi Allah, ia menjadi penzina.. Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat, aku menikahkan kamu kepada hambaKu dengan perjanjianKu, engkau tidak memenuhi perjanjian itu. Allah akan menagih hak istrinya. Dan bila ia tidak sanggup membayar dengan seluruh pahalanya, ia akan dilemparkan di api neraka.
Siapa yang menyakiti tetangga tanpa hak, Allah akan melarang mencium bau surga dan menempatkannya di neraka. Ketahuilah Allah akan meminta pertanggungjawaban atas hak tetanggamu. Barangsiapa yang melalaikan hak tetangganya, dia bukan golongan kami.
Siapa yang menghianati tetangganya dengan sejengkal tanah saja, ia akan dibelenggu api sampai ke tujuh kepala bumi sehingga ia dimasukkan ke neraka.
Barangsiapa menahan kebutuhan pokok dari tetangganya ketika memerlukannya, Allah akan menahan anugerahnya pada hari kiamat. Allah akan menyuruh ia meminta bantuan pada dirinya sendiri. Barangsiapa meminta bantuan hanya pada dirinya saja, ia binasa. Allah tidak akan menerima alasan bagi orang itu.
Siapa saja yang merendahkan orang miskin muslim karena kemiskinannya, dan memandang rendah kepadanya, ia sudah memandang rendah hak Allah, ia akan terus menerus berada dalam kemurkaan Allah sampai si miskin itu ridho kepadanya.
Barangsiapa yang mampu berbuat maksiat dengan seorang perempuan, tetapi kemudian meninggalkannya, karena takut kepada Allah, Allah mengharamkan neraka baginya dan memberinya kedamaian pada hari yang sangat mengerikan. Dan ia dimasukkan ke surga.
Tetapi bila ia melakukan maksiat dengan perempuan itu, Allah mengharamkan surga baginya, dan memasukkannya kedalam neraka.
Barangsiapa memperoleh harta secara haram, Allah tidak akan menerima sedekah, haji & umrahnya. Allah menuliskan dosa untuk setiap pahala dari perbuatannya itu, dan perbekalan yang tinggal baginya setelah itu mengantarkannya ke neraka.
Barangsiapa meninggalkan harta yang haram, padahal ia sanggup memperolehnya karena takut kepada Allah, dia akan selalu dalam kecintaan Allah dan kasihNya. Sehingga ia diperintahkan untuk memasuki ke surga.
Barangsiapa yang menipu orang islam dengan jual belinya, ia bukan umatKu. Pada hari kiamat, ia akan digabungkan bersama orang2 yahudi. Ketahuilah siapa yang menipu orang, ia bukan muslim.
Barangsiapa mempunyai istri, kemudian istrinya menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima sholat perempuan itu dan segala kebaikan yang dilakukannya. Sampai ia membantu dan menyenangkan suaminya kembali, walaupun ia berpuasa terus menerus, & sholat malam, membebaskan budak & menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Begitupula suami. Akan mendapat dosa dan siksa yang sama, jika ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya.
Barangsiapa tidur dan dalam hatinya ada niat untuk menghianati orang Islam, ia tidur dalam kemurkaan Allah. Ia memasuki waktu subuh juga dengan kemurkaan Allah. Kecuali bila ia bertobat. Jika ia mati dalam keadaan itu, maka ia mati bukan dalam keadaan Islam.
Ketahuilah, siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Siapa yang menghianati Kami, ia bukan golongan Kami.
Barangsiapa menggunjingkan saudaranya yang muslim, batallah puasanya, dan rusaklah wudhunya, bila ia mati dalam keadaan itu, ia mati dengan menghalalkan apa yang diharamkan Allah.
Barangsiapa berjalan untuk mengadu domba orang, Allah akan memenuhi kuburannya dengan api, yang membakarnya sampai hari kiamat. Barangsiapa yang mengendalikan amarahnya, dan memaafkan saudaranya yang muslim, Allah akan memberikan padanya pahala syahid.
Ketahuilah..barangsiapa mendengar kekejian, kemudian menyebarkannya, maka ia seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa mendengar kebajikan, kemudian ia menyebarkannya, ia mendapat pahala seperti orang yang melakukannya.
Barangsiapa menjadi imam bagi suatu kaum dengan seijin mereka, serta merekapun ridho kepadanya, kemudian, ia menyederhanakan, meringankan, bacaan ruku', sujud, duduk dan berdirinya , maka ia memperoleh pahala seperti mereka.
Dan barangsiapa menjadi imam pada suatu kaum, tetapi tidak meringankan bacaannya, ruku'nya, sujudnya, duduknya dan berdirinya, maka Allah menolak sholatnya. Dan sholatnya tidak melebihi tenggorokannya.
Kedudukannya di hadapan Allah seperti kedudukan penguasa yang zalim yang tiran yang tidak mensejahterakan rakyatnya serta tidak mengindahkan perintah allah.
Sayyidina Ali berdiri dan bertanya, "Ya Rasul Allah, demi ayah & ibuku, apa kedudukan penguasa zalim dan tiran yang tidak menyejahterakan rakyatnya di hadapan Allah?"
Lalu Nabi bersabda, " Ia termasuk yang keempat diantara orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat. Yaitu iblis, firaun, pembunuh dan penguasa tiran."
Barangsiapa berusaha mendamaikan dua orang yang bermusuhan, para malaikat akan membacakan doa baginya,sampai ia menyelesaikan usahanya itu dan ia diberi pahala malam qadar.
Dan barangsiapa berusaha memutuskan hubungan persaudaraan diantara dua orang, ia mendapat dosa sebesar pahala yang diterima oleh orang yang mendamaikan tadi.
Ditetapkan laknat Allah baginya, ia masuk ke neraka jahannam dengan siksa yang berlipat ganda.
Barangsiapa berusaha membela dan memberi manfaat kepada saudaranya, maka baginya pahala orang mujahiid di jalan Allah.
Barangsiapa berjalan menyebarkan aib saudaranya sesama muslim, dan mengungkapkan hal yang mempermalukannya, maka langkah pertamanya adalah langkah ke neraka dan Allah akan mempermalukan ia di hadapan seluruh makhluk.
Barangsiapa membimbing orang buta sampai ke masjid atau kerumahnya untuk memenuhi keperluannya, Allah akan memberikan pahala utk setiap langkahnya. Yang besarnya sama dengan membebaskan budak. Malaikat tidak henti2nya berdoa baginya. Sampai ia berpisah dengan orang buta itu.
Dan barangsiapa mencukupi keperluan orang buta sampai ia memenuhinya, Allah membebaskannya dari 2 hal, neraka dan kemunafikan. Allah akan memenuhi 70.000 keperluannya di dunia. Ia tidak henti2nya berada dalam naungan rahmat Allah sampai ia kembali.
Barangsiapa berusaha memenuhi keperluan orang sakit, ia keluar dari dosa2nya, seperti ketika ia dilahirkan dari perut ibunya.
Seorang anshar bertanya, "Wahai rasulullah, bagaimana bila yang sakit itu keluarganya sendiri?"
Nabi menjawab, "Manusia yang paling besar pahalanya adalah yang berusaha memenuhi keperluan keluarganya.
Barangsiapa melalaikan keluarganya, memutuskan kasih sayangnya, Allah akan mengharamkan balasan yang baik baginya pada hari ketika ia membalas orang2 baik, Allah akan melalaikannya.
Barangsiapa yang Allah lalaikan pada hari akhirat, ia berada diantara orang2 yang celaka. sehingga ia berusaha mencari jalan keluar, tetapi tidak akan pernah bisa keluar.
Waktu itu rasulullah mengakhiri khutbahnya dengan berkata, "Wahai manusia, sudah tua usiaku, sudah rapuh tulangku, sudah lemah tubuhku, sudah siap diriku, sudah besar kerinduanku untuk menemui Tuhanku. Saya kira inilah hari terakhir antara aku dan kalian. Selama aku hidup, kalian menyaksikanku. Sesudah aku mati, Allah akan menjadi khalifahku bagi setiap mukmin laki2 dan perempuan."
Pertemuan nabi dengan sahabat2nya hari itu berakhir dengan tangisan. Beberapa hari setelah itu, Nabi berwasiat kepada Ali bin abi Thalib Untuk memandikan dan mengkafani bila ia telah berangkat menemui Sahabat Agung.
Nabi memanggil Bilal untuk sekali lagi mengumpulkan orang di mesjid. Sambil bersandar pada tongkatnya, dan masih dikompres dengan sorbannya, Nabi bersabda, "Wahai sahabat2ku, menurut kalian, nabi macam apakah aku ini?. Bukankah aku berjuang bersama kalian, bukankah pernah sobek bahuku, bukankah dahiku pernah berdebu, bukankah pernah darah mengalir di wajahku dan membasahi janggutku, bukankah telah kutanggung duka dan derita menghadapi kaumku yang bodoh, bukankah pernah kuikatkan batu di perutku untuk menahan rasa lapar.
Para sahabat serentak menjawab, "Benar wahai rasul Allah. Anda telah memikul semuanya dengan sabar dan tabah..anda telah menolak kemungkaran, sehingga anda menghadapi cobaan2 karena Allah. semoga Allah membalas kebaikan anda dengan pahala yang paling utama."
Tidak lama setelah peristiwa itu, hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H, manusia yang mulia itu menembuskan nafas terakhir.
Madinah berkabung, mereka menangisi kepergian Nabi.
KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W.
(Khutbah ini telah disampaikan pada 09 Zulhijjah di Lembah Uranuh, Arafah)
Wahai manusia....
Dengarlah baik-baik apa yang hendak aku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat bertemu lagi dengan kamu semua lepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan telilti kata-kataku ini dan sampaikan pada orang-orang yang tidak dapat hadir pada hari ini.
Wahai manusia...
Seperti mana kamu menganggap bulan ini, dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan setiap harta orang muslim sebagai amanah yang suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu, kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapa pun jua agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui tuhan kamu, dan Dia pasti akan membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Syaitan telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara yang besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutnya dalam perkara-perkara yang kecil.
Wahai manusia...
Sebagaimana kamu mempunyai hak atas para isterimu, mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekirnya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah lembut terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia.Dan hak kamu ke atas mereka ialah mereka sama sekali tidak oleh memasukkan orang yang tidak kamu sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia...
Dengarlah bersungguh-sungguh kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima waktu sehari, berpuasalah di bulan ramahan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap muslim adalah bersaudara kepada muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lain kecuali dalam taqwa dan beramal soleh.
Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggunjawabkan di atas segala apa yang kamu kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia...
Tidak ada Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah kusampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tingalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikannya pula kepada orang lain, dan hendaklah orang lain itu menyampaikan pula pada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang mendengar terus dariku.
Saksikanlah ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMu.
Tuesday, December 21, 2010
Kelebihan solat Tahajud
Satu cara paling berkesan untuk berhubung dengan Allah s.w.t ialah dengan bangun mengerjakan ibadat, khususnya sembahyang Tahajud atau sembahyang di tengah malam.
Tetapi satu persoalan boleh ditimbulkan berhubung perkara ini ialah kenapa Allah meletakkan masa untuk sembahyang tahajud pada tengah malam ketika suasana sunyi, sejuk dan penuh keheningan.
Jawapannya kerana Allah mahu menguji sejauh mana taatnya seseorang makhluk yang mengaku bertuhankan Allah.
Sesungguhnya, bukan satu perkara mudah untuk bangun daripada tidur nyenyak pada waktu dinihari ketika orang lain sedang dibuai mimpi.
Juga bukan satu perkara mudah untuk berwuduk dalam suasana dingin malam yang mencengkam dan bukan mudah untuk mengangkat takbir menghadap Allah dalam keadaan mata yang masih terkebil-kebil kepedihan.
Dengan kata lain, amalan bangun bertahajud adalah perbuatan amat berat untuk dikerjakan. Keadaan tubuh yang letih dan lesu kerana sehari suntuk bekerja pada siang hari menyebabkan sesetengah orang yang tidur seperti mati. Ia amat susah untuk disedarkan walaupun puas dikejut.
Matanya akan menjadi bertambah mengantuk dan tubuhnya akan menjadi bertambah penat apabila mereka tidur lewat malam kerana asyik menonton tayangan gambar larut malam di kaca TV atau mereka melakukan kerja tambahan lain.
Keadaan sejuk dan suasana sunyi sepi di tengah malam juga menjadi faktor untuk membuatkan seseorang nyenyak tidur dan berasa keberatan untuk berhubungan dengan Allah di tengah malam.
Iman yang kurang tebal akan membuat seseorang yang tidur nyenyak menarik selimutnya dengan lebih kemas lagi. Sesungguhnya ketika itu adalah masa paling nikmat untuk tidur.
Namun, pada kesukaran inilah tersembunyi suatu rahsia Allah yang hanya sedikit sekali diketahui hamba-Nya. Sekalipun sembahyang Tahajud sekadar sunat, tetapi kelebihannya amat besar di sisi Allah dan tinggi nilainya. Firman Allah s.w.t bermaksud:
“Dan dari malam, hendaklah engkau bertahajud (tinggalkan tidur untuk sembahyang) semoga Tuhanmu mengangkat kamu pada kedudukan yang terpuji.’ (Surah Al-Israk: Ayat 79)
Ayat ini menjelaskan kepada kita betapa pentingnya sembahyang Tahajud. Ia peluang keemasan yang ditawarkan Allah kepada manusia untuk mengukuhkan hubungan mereka dengan Penciptanya.
Sesungguhnya segala kesusahan dan kepayahan itu hanya dirasai mereka yang jarang atau tidak pernah melakukannya, namun bagi mereka yang biasa, ia menjadi suatu kenikmatan pula.
Bagi yang dapat menghayatinya, mereka akan berasa satu kerugian besar jika meninggalkan sembahyang Tahajud.
Di waktu inilah - iaitu sepertiga malam, pintu langit akan terbuka luas untuk menerima taubat hamba Allah dan Malaikat akan membawa kendi emas untuk mengumpul air mata taubat bagi menyiram api neraka yang sedia menanti mahu membakar tubuh manusia di akhirat nanti.
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: “Allah s.w.t sayang kepada lelaki yang bangun malam kemudian mengerjakan sembahyang dan akan membangunkan isterinya dan kalau isterinya enggan, dipercikkan air di wajahnya. Dan Allah sayangkan perempuan yang bangun malam kemudian mengerjakan sembahyang dan membangunkan suaminya dan jika suaminya enggan, dipercikkan air ke wajahnya.” (Hadis Riwayat: Abu Daud)
Sesungguhnya untuk mendapat kasih sayang daripada Allah bukan sesuatu yang mudah. Allah mengasihi orang yang beriman dengan melaksanakan suruhan-Nya dan meninggalkan yang dilarang.
Sembahyang Tahajud satu suruhan Allah dan oleh itu Allah menyayangi mereka yang mengerjakan sembahyang ini.
Bagi manusia yang benar-benar yakin dan patuh kepada Allah tidak akan keberatan untuk bangun melakukan Tahajud di tengah malam.
Sebaliknya, orang yang lemah imannya akan berasa berat untuk menolak selimutnya walaupun berat selimutnya tidak sampai setengah kilogram.
Sembahyang Tahajud sesungguhnya satu daripada sembahyang sunat yang mempunyai nilai dan kedudukan tinggi berbanding sembahyang sunat lain.
Sembahyang Tahajud adalah amalan orang soleh yang sentiasa mahu mendekatkan diri kepada Allah.
Amalan sembahyang Tahajud bukan hanya diamalkan umat Nabi Muhammad malah umat nabi sebelumnya.
Ini bererti perintah Tahajud bukan dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad sahaja.
Saidina Umar Al-Khattab menyatakan fadilat atau kelebihan sembahyang malam dengan berkata maksudnya: “Sesiapa mengerjakan sembahyang malam (Tahajud) dengan khusyuk nescaya dianugerahkan Allah sembilan perkara, lima di dunia dan empat di akhirat. Kurniaan di dunia ialah:
a. Jauh daripada segala penyakit
b. Lahir kesan takwa pada wajahnya
c. Dikasihi sekalian mukmin dan seluruh manusia
d. Percakapannya mengandungi hikmat
e. Dikurniakan kekuatan dan diberi rezeki dalam agama (halal dan diberkati).
Sementara empat perkara di akhirat ialah:
a. Dibangkitkan dari kubur dengan wajah berseri-seri
b. Dipermudahkan hisab
c. Cepat melalui Sirat al-Mustaqim – seperti kilat
d. Diserahkan suratan amalan pada hari akhirat melalui tangan kanan.
Walaupun manusia sedar ketinggian kedudukan sembahyang Tahajud, namun sedikit sekali manusia yang mengaku beragama Islam sanggup dan bersedia melakukan sembahyang ini. Bagi mereka, tidur lebih seronok dan lebih utama daripada bersembahyang.
Sesungguhnya, manusia akan berlumba-lumba untuk bersembahyang Tahajud sekiranya mereka dapat merasai betapa nikmatnya melakukan amalan itu.
Keheningan dan kedinginan malam seolah-olah memberi kesempatan kepada seseorang untuk merapatkan lagi jurang hubungan antara makhluk dan Khalik.
Apa yang dibaca seseorang ketika bersembahyang itu seolah-olah didengar dan mendapat layanan daripada Allah Yang Maha Berkuasa. Orang yang khusyuk dalam sembahyang akan berasa hubungannya dengan Allah begitu hampir.
Biasanya, permohonan seseorang untuk mendapat sesuatu itu cepat mendapat layanan apabila tidak ramai orang memohonnya.
Oleh itu, mohonlah keampunan dan limpahan rahmat Allah ketika orang lain sedang tidur nyenyak.
Berhubunglah dengan Allah ketika peluang masih ada, umur masih muda dan pintu taubat masih terbuka. Insya-Allah kita akan mendapat limpahan rahmat dan nikmat daripada-Nya.
Sebaik-baik permohonan dan masa untuk berhubung dengan Allah ialah pada waktu malam. Sebab itu, kurangkanlah tidur dan banyakkanlah bersembahyang di tengah malam.
Note: Sumber Harian Metro
Monday, December 20, 2010
nenas ku dah tumbang...
nenas ku 2 bulan lepas...
nenas ku hari ni...
nenas ku tumbang lagi... mungkin kerana saiznya boleh tahan jugak, agaknya berat, tu yg tak mampu ditampung oleh batangnya. tapi kali ni, ku sandarkan kat celah-celah daunnya, akan ku jaga sampai cukup tua. semoga sempat dirasa oleh cik hubby.
Friday, December 17, 2010
Solat Sunat Dhuha
Tuntutan Dhuha
Solat sunat dhuha ialah solat di waktu pagi. Ia merupakan salah satu dari tiga solat sunat yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berkata Abu Murrah Ath-Tha’ifi r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. telah bersabda : Allah telah berfirman:
"Wahai anak Adam! Bersembahyanglah untuk Aku di awal pagi, niscaya Aku akan mencukupimu di akhirnya." (Riwayat Ahmad)
Hadis Qudsi ini menganjurkan kita mengerjakan Solat Dhuha yang mana antara faedahnya, Allah Ta’ala memberi jaminan akan melaksanakan segala keperluan-keperluan keduniaan manusia setiap hari.Dalam riwayat yang lain Rasullullah SAW pernah bersabda yang maksudnya :
"Pada tiap-tiap pagi lazimkanlah atas tiap-tiap ruas anggota seseorang kamu bersedekah; tiap-tiap tahlil satu sedekah, tiap-tiap takbir satu sedekah, menyuruh berbuat baik satu sedekah, dan cukuplah (sebagai ganti) yang demikian itu dengan mengerjakan dua rakaat solat Dhuha ." (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah hadis yang lain Nabi SAW bersabda bermaksud : " Barangsiapa yang menunaikan sembahyang sunat Dhuha sebanyak dua rakaat tidak ditulis dia daripada orang-orang yang tidak lalai daripada mengingati Allah dan barangsiapa yang menunaikan nya sebanyak empat rakaat ditulis akan dia daripada orang-orang yang suka beribadat dan barangsiapa yang menunaikannya sebanyak enam rakaat dicukupkan baginya pada hari tersebut, barangsiapa menunaikanyan sebanyak lapan rakaat Allah menulis baginya daripada orang-orang yang selalu berbuat taat, barang siapa yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat Allah akan membina baginya mahligai didalam syurga dan tidak ada satu hari dan malam melainkan Allah mempunyai pemberian dan sedekah kepada hamba-hambaNya dan Allah tidak mengurniakan kepada seseorang daripada hamba-hambaNya yang lebih baik daripada petunjuk supaya sentiasa mengingatiNya," (Riwayat At-Thabarani ).
Fadilat Dhuha
Banyak hadis-hadis yang mengalakkan solat Dhuha dan menyatakan keutamaannya, antaranya dalam riwayat katanya:
1. "Kekasihku Rasullullah SAW telah berwasiat kepadaku tiga perkara, aku tidak meninggalkannya, iaitu ; supaya aku tidak tidur melainkan setelah mengerjakan witir, dan supaya aku tidak meninggalkan dua rakaat solat Dhuha kerana ia adalah sunat awwabin, dan berpuasa tiga hari daripada tiap-tiap bulan" (Abu Hurairah :Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
2. Adapun kelebihan sembahyang Dhuha itu sepertimana di dalam kitab "An-Nurain" sabda Rasullullah SAW yang maksudnya : "Dua rakaat Dhuha menarik rezeki dan menolak kepapaan."
3. Dalam satu riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : "Barangsiapa yang menjaga sembahyang Dhuhanya nescaya diampuni Allah baginya akan segala dosanya walaupun seperti buih dilautan." (Riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
4. Daripada Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: "Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang sunat Dhuha dua belas rakaat dibina akan Allah baginya sebuah mahligai daripada emas" (Riwayat Ibnu Majah dan Tirmidzi)
WHY WOMEN IN CHINA DO NOT GET BREAST CANCER
WHY WOMEN IN CHINA DO NOT GET BREAST CANCER
By Prof. Jane Plant, PhD, CBE
" Why I believe that giving up milk is the key to beating breast cancer..."
I had no alternative but to die or to try to find a cure for myself. I am a scientist - surely there was a rational explanation for this cruel illness that affects one in 12 women in the UK ?
I had suffered the loss of one breast, and undergone radiotherapy. I was now receiving painful chemotherapy, and had been seen by some of the country's most eminent specialists. But, deep down, I felt certain I was facing death. I had a loving husband, a beautiful home and two young children to care for. I desperately wanted to live.
Fortunately, this desire drove me to unearth the facts, some of which were known only to a handful of scientists at the time.
Anyone who has come into contact with breast cancer will know that certain risk factors - such as increasing
age, early onset of womanhood, late onset of menopause and a family history of breast cancer - are completely out of our control. But there are many risk factors, which we can control easily.
These "controllable" risk factors readily translate into simple changes that we can all make in our day-to-day lives to help prevent or treat breast cancer. My message is that even advanced breast cancer can be overcome because I have done it.
The first clue to understanding what was promoting my breast cancer came when my husband Peter, who was also a scientist, arrived back from working in China while I was being plugged in for a chemotherapy session.
He had brought with him cards and letters, as well as some amazing herbal suppositories, sent by my friends and science colleagues in China .
The suppositories were sent to me as a cure for breast cancer. Despite the awfulness of the situation, we both had a good belly laugh, and I remember saying that this was the treatment for breast cancer in China , then it was little wonder that Chinese women avoided getting the disease.
Those words echoed in my mind. Why didn't Chinese women in China get breast cancer? I had collaborated once with Chinese colleagues on a study of links between soil chemistry and disease, and I remembered some of the statistics.
The disease was virtually non-existent throughout the whole country. Only one in 10,000 women in China will die from it, compared to that terrible figure of one in 12 in Britain and the even grimmer average of one in 10 across most
Western countries. It is not just a matter of China being a more rural country, with less urban pollution. In highly urbanized Hong Kong , the rate rises to 34 women in every 10,000 but still puts the West to shame.
The Japanese cities of Hiroshima and Nagasaki have similar rates. And remember, both cities were attacked with
nuclear weapons, so in addition to the usual pollution-related cancers, one would also expect to find some radiation-related cases, too.
The conclusion we can draw from these statistics strikes you with some force. If a Western woman were to move to
industrialized, irradiated Hiroshima , she would slash her risk of contracting breast cancer by half.
Obviously this is absurd. It seemed obvious to me that some lifestyle factor not related to pollution, urbanization or the environment is seriously increasing the Western woman's chance of contracting breast cancer.
I then discovered that whatever causes the huge differences in breast cancer rates between oriental and Western countries, it isn't genetic.
Scientific research showed that when Chinese or Japanese people move to the West, within one or two generations their
rates of breast cancer approach those of their host community.
The same thing happens when oriental people adopt a completely Western lifestyle in Hong Kong . In fact, the slang name for breast cancer in China translates as 'Rich Woman's Disease'. This is because, in China , only the better off can afford to eat what is termed ' Hong Kong food'.
The Chinese describe all Western food, including everything from ice cream and chocolate bars to spaghetti and feta cheese, as "Hong Kong food", because of its availability in the former British colony and its scarcity, in the past, in mainland China .
So it made perfect sense to me that whatever was causing my breast cancer and the shockingly high incidence in this country generally, it was almost certainly something to do with our better-off, middle-class, Western lifestyle.
There is an important point for men here, too. I have observed in my research that much of the data about prostate cancer leads to similar conclusions.
According to figures from the World Health Organization, the number of men contracting prostate cancer in rural China is negligible, only 0.5 men in every 100,000. In England , Scotland and Wales , however, this figure is 70 times higher. Like breast cancer, it is a middle-class disease that primarily attacks the wealthier and higher socio-economic groups, those that can afford to eat rich foods.
I remember saying to my husband, "Come on Peter, you have just come back from China . What is it about the Chinese way of life that is so different?"
Why don't they get breast cancer?'
We decided to utilize our joint scientific backgrounds and approach it logically.
We examined scientific data that pointed us in the general direction of fats in diets.
Researchers had discovered in the 1980s that only l4% of calories in the average Chinese diet were from fat, compared to almost 36% in the West.
But the diet I had been living on for years before I contracted breast cancer was very low in fat and high in fibre.
Besides, I knew as a scientist that fat intake in adults has not been shown to increase risk for breast cancer in most investigations that have followed large groups of women for up to a dozen years.
Then one day something rather special happened. Peter and I have worked together so closely over the years that I am not sure which one of us first said: "The Chinese don't eat dairy produce!"
It is hard to explain to a non-scientist the sudden mental and emotional 'buzz' you get when you know you have had an important insight. It's as if you have had a lot of pieces of a jigsaw in your mind, and suddenly, in a few seconds, they all fall into place and the whole picture is clear.
Suddenly I recalled how many Chinese people were physically unable to tolerate milk, how the Chinese people I had worked with had always said that milk was only for babies, and how one of my close friends, who is of Chinese origin, always politely turned down the cheese course at dinner parties.
I knew of no Chinese people who lived a traditional Chinese life who ever used cow or other dairy food to feed their babies. The tradition was to use a wet nurse but never, ever, dairy products.
Culturally, the Chinese find our Western preoccupation with milk and milk products very strange. I remember entertaining a large delegation of Chinese scientists shortly after the ending of the Cultural Revolution in the 1980s.
On advice from the Foreign Office, we had asked the caterer to provide a pudding that contained a lot of ice cream. After inquiring what the pudding consisted of, all of the Chinese, including their interpreter, politely but firmly refused to eat it, and they could not be persuaded to change their minds.
At the time we were all delighted and ate extra portions!Milk, I discovered, is one of the most common causes of food allergies . Over 70% of the world's population are unable to digest the milk sugar, lactose, which has led nutritionists to believe that this is the normal condition for adults, not some sort of deficiency.Perhaps nature is trying to tell us that we are eating the wrong food.
Before I had breast cancer for the first time, I had eaten a lot of dairy produce, such as skimmed milk, low-fat cheese and yogurt. I had used it as my main source of protein. I also ate cheap but lean minced beef, which I now realized was probably often ground-up dairy cow.
In order to cope with the chemotherapy I received for my fifth case of cancer, I had been eating organic yogurts as a way of helping my digestive tract to recover and repopulate my gut with 'good' bacteria.
Recently, I discovered that way back in 1989 yogurt had been implicated in ovarian cancer . Dr Daniel Cramer of Harvard University studied hundreds of women with ovarian cancer, and had them record in detail what they normally ate. wish I'd been made aware of his findings when he had first discovered them.
Following Peter's and my insight into the Chinese diet, I decided to give up not just yogurt but all dairy produce immediately. Cheese, butter, milk and yogurt and anything else that contained dairy produce - it went down the sink or in the rubbish.
It is surprising how many products, including commercial soups, biscuits and cakes, contain some form of dairy produce. Even many proprietary brands of margarine marketed as soya, sunflower or olive oil spreads can contain dairy produce
.
I therefore became an avid reader of the small print on food labels.
Up to this point, I had been steadfastly measuring the progress of my fifth cancerous lump with callipers and plotting the results. Despite all the encouraging comments and positive feedback from my doctors and nurses, my own precise observations told me the bitter truth.
My first chemotherapy sessions had produced no effect - the lump was still the same size.
Then I eliminated dairy products. Within days, the lump started to shrink
.
About two weeks after my second chemotherapy session and one week after giving up dairy produce, the lump in my neck started to itch. Then it began to soften and to reduce in size. The line on the graph, which had shown no change, was now pointing downwards as the tumour got smaller and smaller.
And, very significantly, I noted that instead of declining exponentially (a graceful curve) as cancer is meant to do, the tumour's decrease in size was plotted on a straight line heading off the bottom of the graph, indicating a cure, not suppression (or remission) of the tumour.
One Saturday afternoon after about six weeks of excluding all dairy produce from my diet, I practised an hour of meditation then felt for what was left of the lump. I couldn't find it. Yet I was very experienced at detecting cancerous lumps - I had discovered all five cancers on my own. I went downstairs and asked my husband to feel my neck. He could not find any trace of the lump either.
On the following Thursday I was due to be seen by my cancer specialist at Charing Cross Hospital in London . He examined me thoroughly, especially my neck where the tumour had been. He was initially bemused and then delighted as he said, "I cannot find it." None of my doctors, it appeared, had expected someone with my type and stage of cancer (which had clearly spread to the lymph system) to survive, let alone be so hale and hearty.
My specialist was as overjoyed as I was. When I first discussed my ideas with him he was understandably skeptical. But I understand that he now uses maps showing cancer mortality in China in his lectures, and recommends a non-dairy diet to his cancer patients.I now believe that the link between dairy produce and breast cancer is similar to the link between smoking and lung cancer. I believe that identifying the link between breast cancer and dairy produce, and then developing a diet specifically targeted at maintaining the health of my breast and hormone system, cured me.
It was difficult for me, as it may be for you, to accept that a substance as 'natural' as milk might have such ominous health implications. But I am a living proof that it works and, starting from tomorrow, I shall reveal the secrets of my revolutionary action plan.
Extracted from Your Life in Your Hands, by Professor Jane Plant
By Prof. Jane Plant, PhD, CBE
" Why I believe that giving up milk is the key to beating breast cancer..."
I had no alternative but to die or to try to find a cure for myself. I am a scientist - surely there was a rational explanation for this cruel illness that affects one in 12 women in the UK ?
I had suffered the loss of one breast, and undergone radiotherapy. I was now receiving painful chemotherapy, and had been seen by some of the country's most eminent specialists. But, deep down, I felt certain I was facing death. I had a loving husband, a beautiful home and two young children to care for. I desperately wanted to live.
Fortunately, this desire drove me to unearth the facts, some of which were known only to a handful of scientists at the time.
Anyone who has come into contact with breast cancer will know that certain risk factors - such as increasing
age, early onset of womanhood, late onset of menopause and a family history of breast cancer - are completely out of our control. But there are many risk factors, which we can control easily.
These "controllable" risk factors readily translate into simple changes that we can all make in our day-to-day lives to help prevent or treat breast cancer. My message is that even advanced breast cancer can be overcome because I have done it.
The first clue to understanding what was promoting my breast cancer came when my husband Peter, who was also a scientist, arrived back from working in China while I was being plugged in for a chemotherapy session.
He had brought with him cards and letters, as well as some amazing herbal suppositories, sent by my friends and science colleagues in China .
The suppositories were sent to me as a cure for breast cancer. Despite the awfulness of the situation, we both had a good belly laugh, and I remember saying that this was the treatment for breast cancer in China , then it was little wonder that Chinese women avoided getting the disease.
Those words echoed in my mind. Why didn't Chinese women in China get breast cancer? I had collaborated once with Chinese colleagues on a study of links between soil chemistry and disease, and I remembered some of the statistics.
The disease was virtually non-existent throughout the whole country. Only one in 10,000 women in China will die from it, compared to that terrible figure of one in 12 in Britain and the even grimmer average of one in 10 across most
Western countries. It is not just a matter of China being a more rural country, with less urban pollution. In highly urbanized Hong Kong , the rate rises to 34 women in every 10,000 but still puts the West to shame.
The Japanese cities of Hiroshima and Nagasaki have similar rates. And remember, both cities were attacked with
nuclear weapons, so in addition to the usual pollution-related cancers, one would also expect to find some radiation-related cases, too.
The conclusion we can draw from these statistics strikes you with some force. If a Western woman were to move to
industrialized, irradiated Hiroshima , she would slash her risk of contracting breast cancer by half.
Obviously this is absurd. It seemed obvious to me that some lifestyle factor not related to pollution, urbanization or the environment is seriously increasing the Western woman's chance of contracting breast cancer.
I then discovered that whatever causes the huge differences in breast cancer rates between oriental and Western countries, it isn't genetic.
Scientific research showed that when Chinese or Japanese people move to the West, within one or two generations their
rates of breast cancer approach those of their host community.
The same thing happens when oriental people adopt a completely Western lifestyle in Hong Kong . In fact, the slang name for breast cancer in China translates as 'Rich Woman's Disease'. This is because, in China , only the better off can afford to eat what is termed ' Hong Kong food'.
The Chinese describe all Western food, including everything from ice cream and chocolate bars to spaghetti and feta cheese, as "Hong Kong food", because of its availability in the former British colony and its scarcity, in the past, in mainland China .
So it made perfect sense to me that whatever was causing my breast cancer and the shockingly high incidence in this country generally, it was almost certainly something to do with our better-off, middle-class, Western lifestyle.
There is an important point for men here, too. I have observed in my research that much of the data about prostate cancer leads to similar conclusions.
According to figures from the World Health Organization, the number of men contracting prostate cancer in rural China is negligible, only 0.5 men in every 100,000. In England , Scotland and Wales , however, this figure is 70 times higher. Like breast cancer, it is a middle-class disease that primarily attacks the wealthier and higher socio-economic groups, those that can afford to eat rich foods.
I remember saying to my husband, "Come on Peter, you have just come back from China . What is it about the Chinese way of life that is so different?"
Why don't they get breast cancer?'
We decided to utilize our joint scientific backgrounds and approach it logically.
We examined scientific data that pointed us in the general direction of fats in diets.
Researchers had discovered in the 1980s that only l4% of calories in the average Chinese diet were from fat, compared to almost 36% in the West.
But the diet I had been living on for years before I contracted breast cancer was very low in fat and high in fibre.
Besides, I knew as a scientist that fat intake in adults has not been shown to increase risk for breast cancer in most investigations that have followed large groups of women for up to a dozen years.
Then one day something rather special happened. Peter and I have worked together so closely over the years that I am not sure which one of us first said: "The Chinese don't eat dairy produce!"
It is hard to explain to a non-scientist the sudden mental and emotional 'buzz' you get when you know you have had an important insight. It's as if you have had a lot of pieces of a jigsaw in your mind, and suddenly, in a few seconds, they all fall into place and the whole picture is clear.
Suddenly I recalled how many Chinese people were physically unable to tolerate milk, how the Chinese people I had worked with had always said that milk was only for babies, and how one of my close friends, who is of Chinese origin, always politely turned down the cheese course at dinner parties.
I knew of no Chinese people who lived a traditional Chinese life who ever used cow or other dairy food to feed their babies. The tradition was to use a wet nurse but never, ever, dairy products.
Culturally, the Chinese find our Western preoccupation with milk and milk products very strange. I remember entertaining a large delegation of Chinese scientists shortly after the ending of the Cultural Revolution in the 1980s.
On advice from the Foreign Office, we had asked the caterer to provide a pudding that contained a lot of ice cream. After inquiring what the pudding consisted of, all of the Chinese, including their interpreter, politely but firmly refused to eat it, and they could not be persuaded to change their minds.
At the time we were all delighted and ate extra portions!Milk, I discovered, is one of the most common causes of food allergies . Over 70% of the world's population are unable to digest the milk sugar, lactose, which has led nutritionists to believe that this is the normal condition for adults, not some sort of deficiency.Perhaps nature is trying to tell us that we are eating the wrong food.
Before I had breast cancer for the first time, I had eaten a lot of dairy produce, such as skimmed milk, low-fat cheese and yogurt. I had used it as my main source of protein. I also ate cheap but lean minced beef, which I now realized was probably often ground-up dairy cow.
In order to cope with the chemotherapy I received for my fifth case of cancer, I had been eating organic yogurts as a way of helping my digestive tract to recover and repopulate my gut with 'good' bacteria.
Recently, I discovered that way back in 1989 yogurt had been implicated in ovarian cancer . Dr Daniel Cramer of Harvard University studied hundreds of women with ovarian cancer, and had them record in detail what they normally ate. wish I'd been made aware of his findings when he had first discovered them.
Following Peter's and my insight into the Chinese diet, I decided to give up not just yogurt but all dairy produce immediately. Cheese, butter, milk and yogurt and anything else that contained dairy produce - it went down the sink or in the rubbish.
It is surprising how many products, including commercial soups, biscuits and cakes, contain some form of dairy produce. Even many proprietary brands of margarine marketed as soya, sunflower or olive oil spreads can contain dairy produce
.
I therefore became an avid reader of the small print on food labels.
Up to this point, I had been steadfastly measuring the progress of my fifth cancerous lump with callipers and plotting the results. Despite all the encouraging comments and positive feedback from my doctors and nurses, my own precise observations told me the bitter truth.
My first chemotherapy sessions had produced no effect - the lump was still the same size.
Then I eliminated dairy products. Within days, the lump started to shrink
.
About two weeks after my second chemotherapy session and one week after giving up dairy produce, the lump in my neck started to itch. Then it began to soften and to reduce in size. The line on the graph, which had shown no change, was now pointing downwards as the tumour got smaller and smaller.
And, very significantly, I noted that instead of declining exponentially (a graceful curve) as cancer is meant to do, the tumour's decrease in size was plotted on a straight line heading off the bottom of the graph, indicating a cure, not suppression (or remission) of the tumour.
One Saturday afternoon after about six weeks of excluding all dairy produce from my diet, I practised an hour of meditation then felt for what was left of the lump. I couldn't find it. Yet I was very experienced at detecting cancerous lumps - I had discovered all five cancers on my own. I went downstairs and asked my husband to feel my neck. He could not find any trace of the lump either.
On the following Thursday I was due to be seen by my cancer specialist at Charing Cross Hospital in London . He examined me thoroughly, especially my neck where the tumour had been. He was initially bemused and then delighted as he said, "I cannot find it." None of my doctors, it appeared, had expected someone with my type and stage of cancer (which had clearly spread to the lymph system) to survive, let alone be so hale and hearty.
My specialist was as overjoyed as I was. When I first discussed my ideas with him he was understandably skeptical. But I understand that he now uses maps showing cancer mortality in China in his lectures, and recommends a non-dairy diet to his cancer patients.I now believe that the link between dairy produce and breast cancer is similar to the link between smoking and lung cancer. I believe that identifying the link between breast cancer and dairy produce, and then developing a diet specifically targeted at maintaining the health of my breast and hormone system, cured me.
It was difficult for me, as it may be for you, to accept that a substance as 'natural' as milk might have such ominous health implications. But I am a living proof that it works and, starting from tomorrow, I shall reveal the secrets of my revolutionary action plan.
Extracted from Your Life in Your Hands, by Professor Jane Plant
Wednesday, December 15, 2010
AMALAN SUNAT PADA 10 MUHARRAM
Empat belas perkara sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram):
Abu Musa Al Madani meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a.; "Brgsiapa yg berpuasa pada hari Asyura adalah seperti berpuasa setahun & siapa yg bersedekah pd hari Asyura adalah bagiku bersedekah setahun." (HR Albazzar)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari r.a. katanya Rasulullah s.a.w. ditanya org tentang puasa hari arafah. Jawab baginda, "Semoga dapat menghapus dosa tahun yg lalu dan yg akan datang". Kemudian Nabi ditanya pula tentang puasa hari asyura. Jawab baginda, "semoga dapat menghapus dosa tahun yg lalu".(Sahih Muslim)
Dari Aisyah r.a. katanya "Biasanya org Quraisy pada masa jahiliah berpuasa pada hari asyura & Nabi s.a.w. pun berpuasa. Ketika Baginda tiba di Madinah, Baginda juga berpuasa pd hari asyura & menyuruh org lain berpuasa juga". (Sahih Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat org yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yg baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dgn Musa". Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh org lain berpuasa pada hari asyura. (Sahih Bukhari)
Rasulullah s.a.w. bersabda; "Berpuasa kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi." (HR Al Baihaqi )
Bersabda Rasulullah SAW: Sesiapa yg berpuasa sehari dlm bulan Muharram maka baginya menyamai 30 hari berpuasa."
Bersabda Rasulullah SAW : "Sesiapa yg berpuasa pada 10 Muharram maka ALLAH anugerahkan pahala 10 ribu ibadah para Malaikat, dan dikurniakan pahala 10 ribu syuhada' (mati syahid), dan dikurniakan pahala 10 ribu pahala Haji dan Umrah"
Bersabda Rasulullah SAW : "Sesiapa yg melapangkan kesempitan keluarganya pada 10 Muharram maka ALLAH melapangkan kesempitannya sepanjang tahun tersebut."
Bersabda Rasulullah SAW "Seafdhal-afdhal puasa selepas puasa Ramadhan ialah puasa dalam bulan Muharram dan seafdhal-afdhal solat selepas solat fardhu ialah solat pada 1/3 malam 10 Muharram"
1. Melapangkan masa/belanja anak isteri. Fadilatnya- Allah akan melapangkan hidupnya pd tahun ini.
2. Memuliakan fakir miskin. Fadilatnya - Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti.
3. Menahan marah. Fadilatnya - Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang redha.
4. Menunjukkan orang sesat. Fadilatnya - Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya.
5. Menyapu/mengusap kepala anak yatim. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bg tiap2 rambut yg disapunya.
6. Bersedekah. Fadilatnya - Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.
7. Memelihara kehormatan diri. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.
8. Mandi Sunat. Fadilatnya - Tidak sakit (sakit berat) pd tahun itu. Lafaz niat: "Shj aku mandi sunat hari Asyura krn Allah Taala."
9. Bercelak. Fadilatnya - Tidak akan sakit mata pada tahun itu.
10. Membaca Qulhuwallah hingga akhir 1,000X. Fadilatnya - Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah di akhirat nanti.
11. Sembahyang sunat empat rakaat. Fadilatnya - Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya. Lafaz niat: "Sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala." Pada rakaat pertama dan kedua selepas Fatihah dibaca Qulhuwallah 11X.
12. Membaca "has biallahhu wa nik mal wa keel, nikmal maula wa nikmannaseer". Fadilatnya - Tidak mati pada tahun ini.
13. Menjamu orang berbuka puasa. Fadhilat - Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.
14. Puasa. Niat - "Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala." Fadilat - Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.
"Seutama2 puasa sesudah puasa bulan Ramadan ialah puasa bulan Muharram dan seutama-utama solat sesudah solat fardu ialah solat malam". (Sahih Muslim) Abu Musa Al Madani meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a.; "Brgsiapa yg berpuasa pada hari Asyura adalah seperti berpuasa setahun & siapa yg bersedekah pd hari Asyura adalah bagiku bersedekah setahun." (HR Albazzar)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari r.a. katanya Rasulullah s.a.w. ditanya org tentang puasa hari arafah. Jawab baginda, "Semoga dapat menghapus dosa tahun yg lalu dan yg akan datang". Kemudian Nabi ditanya pula tentang puasa hari asyura. Jawab baginda, "semoga dapat menghapus dosa tahun yg lalu".(Sahih Muslim)
Dari Aisyah r.a. katanya "Biasanya org Quraisy pada masa jahiliah berpuasa pada hari asyura & Nabi s.a.w. pun berpuasa. Ketika Baginda tiba di Madinah, Baginda juga berpuasa pd hari asyura & menyuruh org lain berpuasa juga". (Sahih Muslim)
Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat org yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yg baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dgn Musa". Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh org lain berpuasa pada hari asyura. (Sahih Bukhari)
Rasulullah s.a.w. bersabda; "Berpuasa kamu pada hari ke sembilan dan sepuluh Muharam dan jangan meniru cara orang-orang Yahudi." (HR Al Baihaqi )
Bersabda Rasulullah SAW: Sesiapa yg berpuasa sehari dlm bulan Muharram maka baginya menyamai 30 hari berpuasa."
Bersabda Rasulullah SAW : "Sesiapa yg berpuasa pada 10 Muharram maka ALLAH anugerahkan pahala 10 ribu ibadah para Malaikat, dan dikurniakan pahala 10 ribu syuhada' (mati syahid), dan dikurniakan pahala 10 ribu pahala Haji dan Umrah"
Bersabda Rasulullah SAW : "Sesiapa yg melapangkan kesempitan keluarganya pada 10 Muharram maka ALLAH melapangkan kesempitannya sepanjang tahun tersebut."
Bersabda Rasulullah SAW "Seafdhal-afdhal puasa selepas puasa Ramadhan ialah puasa dalam bulan Muharram dan seafdhal-afdhal solat selepas solat fardhu ialah solat pada 1/3 malam 10 Muharram"
Kelebihan Hari Asyura
Sahabat bertanya; Ya, Rasulullah, Allah telah melebihkan hari Assyuuraa' dari lain-lain hari.
Jawab Rasulullah: Benar!.
Said bin Jubair dari Ibn Abbas r.a. berkata; Ketika Nabi SAW. baru hijrah ke Madinah, mendapatkan kaum Yahudi puasa pada hari Assyuuraa'; maka tanya kepada mereka tentang itu. Jawab mereka; "Hari itu Allah memenangkan Nabi Musa a.s. dari Bani Israil terhadap Fir'aun dan kaumnya. Maka kami puasa kerana mengagungkan hari ini". Maka sabda Nabi SAW.; "Kami lebih layak mengikuti jejak Musa dari kamu". maka Nabi SAW. menyuruh sahabat supaya berpuasa. Abul-Laits meriwayatkan dgn sanadnya dari Ikrimah berkata; Hari Assyuuraa' ialah hari diterimanya taubatnya Nabi Adam. Dan ia pula hari turunnya Nabi Nuh dari perahunya. Maka ia berpuasa syukur; dan ia pula hari tenggelamnya Fir'aun dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa a.s. dan Bani Israil. Maka mereka berpuasa; kerana itu jika dapat; engkau berpuasalah pada hari Assyuuraa'.
Abul-Laits meriwayatkan dgn sanadnya dari Muhammad bin Maisarah berkata; Bahawa siapa yg melapangkan pada keluarganya pada hari Assyuuraa', maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun itu. Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Assyuuraa',
dan menjadikan Adam juga Hawa pada hari Assyuuraa';
dan menjadikan Syurga serta memasukkan Adam di syurga pada hari Assyuuraa';
dan Allah menyelamatkan dari api neraka pada hari Assyuuraa';
dan menenggelamkan Fir'aun pada hari Assyuuraa';
dan menyembuhkan bala Nabi Ayyub pada hari Assyuuraa'
dan Allah memberi taubat kepada Adam pada hari Assyuuraa';
dan diampunkan dosa Nabi Daud pada hari Assyuuraa';
dan juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Assyuuraa';
dan akan terjadi Qiyamat pada hari Assyuuraa'
Jawab Rasulullah: Benar!.
Said bin Jubair dari Ibn Abbas r.a. berkata; Ketika Nabi SAW. baru hijrah ke Madinah, mendapatkan kaum Yahudi puasa pada hari Assyuuraa'; maka tanya kepada mereka tentang itu. Jawab mereka; "Hari itu Allah memenangkan Nabi Musa a.s. dari Bani Israil terhadap Fir'aun dan kaumnya. Maka kami puasa kerana mengagungkan hari ini". Maka sabda Nabi SAW.; "Kami lebih layak mengikuti jejak Musa dari kamu". maka Nabi SAW. menyuruh sahabat supaya berpuasa. Abul-Laits meriwayatkan dgn sanadnya dari Ikrimah berkata; Hari Assyuuraa' ialah hari diterimanya taubatnya Nabi Adam. Dan ia pula hari turunnya Nabi Nuh dari perahunya. Maka ia berpuasa syukur; dan ia pula hari tenggelamnya Fir'aun dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa a.s. dan Bani Israil. Maka mereka berpuasa; kerana itu jika dapat; engkau berpuasalah pada hari Assyuuraa'.
Abul-Laits meriwayatkan dgn sanadnya dari Muhammad bin Maisarah berkata; Bahawa siapa yg melapangkan pada keluarganya pada hari Assyuuraa', maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun itu. Allah telah menjadikan langit dan bumi pada hari Assyuuraa',
dan menjadikan Adam juga Hawa pada hari Assyuuraa';
dan menjadikan Syurga serta memasukkan Adam di syurga pada hari Assyuuraa';
dan Allah menyelamatkan dari api neraka pada hari Assyuuraa';
dan menenggelamkan Fir'aun pada hari Assyuuraa';
dan menyembuhkan bala Nabi Ayyub pada hari Assyuuraa'
dan Allah memberi taubat kepada Adam pada hari Assyuuraa';
dan diampunkan dosa Nabi Daud pada hari Assyuuraa';
dan juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Assyuuraa';
dan akan terjadi Qiyamat pada hari Assyuuraa'
Subscribe to:
Posts (Atom)